Senin, 22 Februari 2016

Raja Dogar Sosialisasikan Internet Sehat Dan Bahaya Narkoba

Raja Dogar yang merupakan seni khas Kota Intan, rupanya tidak hanya jadi sekedar sarana hiburan semata, tetapi bisa juga digunakan sebagai sarana diseminasi atau penyebarluasan informasi pembangunan sampai sosialisasi internet sehat dan bahaya narkoba. Ini dibuktikan pada Pertunjukan Rakyat (Pentura) yang digelar oleh Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Provinsi Jawa Barat yang di dukung Diskominfo Kabupaten Garut di MTsN I Cibatu pada hari Rabu pagi (17/02/2015).
Menurut Kepala Bidang Sarana Komunikasi dan Diseminasi Informasi Diskominfo Jabar, Dedi Dharmawan, kegiatan diseminasi informasi ini merupakan salah satu program utama dan dilakukan ke berbagai daerah di Jawa Barat. Kegiatan ini sebagai upaya menyampaikan berbagai informasi pembangunan sampai rencana kegiatan yang akan dilakukan pemerintah seperti pelaksanaan PON ke-19.
“Kita selalu mengadakan diseminasi keliling Jawa Barat antara lainnya informasi pembangunan, di situ digambarkan perkembangan yang telah di capai juga rencana kegiatan, termasuk sekarang rencana PON kita upayakan terus supaya masyarakat mengetahui.  Untuk sosialisasi PON bila memungkinkan kita akan undang Pak Bupati nanti”, tutur Dedi ketika ditemui saat acara.
Penggunaan media pertunjukan rakyat ini menurut Kepala Sekolah MTsN I Cibatu, Rusdi Saleh merupakan sarana efektif dalam menyebarkan informasi, terlebih penyajian dengan seni tradisi ini sangat menghibur para siswa. Jadi selain informasi bisa tersampaikan secara efektif sekaligus melestarikan budaya tradisional.
“Dengan adanya kegiatan ini sekolah terbantu untuk penyebaran informasi tentang bahaya narkoba, bahaya internet dan sebagainya, terlebih acaranya menggembirakan apalagi menggunakan media tradisonal sunda, saya rasa ini cukup efektif”, tutur Rusdi ditengah-tengah acara.
Selain pertunjukan Raja Dogar, Diskominfo Jabar juga mengadakan internet gratis menggunakan MCAP (Mobile Community Acces Point). Siswa juga dihibur dengan pembagian hadiah dalam lomba pembuatan power point.

RAJA DOGAR Kp. Loji Desa Keresek Kecamatan Cibatu-Garut




Minggu, 18 Oktober 2015

Kamis, 07 Januari 2010

Seni Raja Dogar


Seni “Raja Dogar” merupakan salah satu seni kreasi dari pimpinannya yakni seorang kader seniman yang telah lama berkecimpung dalam dunia seni yang bernama Entis Sutisna. Dia adalah salah satu alumnus KOKAR yang telah lama berkecimpung di dunia kesenian khususnya kesenian tradisional Jawa Barat.
Berangkat dari keinginannya untuk menuangkan ide karya yang khas dari daerah Garut maka muncullah gagasan untuk membuat kreasi seni “Raja Dogar” ini. Raja Dogar dapat diartikan Rajanya Domba Garut, dengan idiom hewan khas bagi masyarakat Garut yakni Domba Garut, Raja Dogar adalah bentuk perwujudan kesenian helaran yang bersifat kalangenan dengan menggunakan idiom Domba Garut sebagai ciri khas dalam pertunjukannya.
Atas dasar keingingan yang kuat dari seorang Entis Sutisna untuk menciptakan seni kreasi yang khas berdasarkan idiom khas Garut, maka realisasinya sejak 18 Desember tahun 2005 bertempat di Cikarag Malangbong Garut Kesenian ini lahir. Sejak itulah dengan gerakannya untuk menggerakkan apresiasi dan respon masyarakat setempat terhadap keberadaan kesenian tradisional, Raja Dogar telah menjadi seni kreasi yang lahir dengan bentuk baru yang mana seacara artistik seni ini tidak lepas dari kekhasan tradisi dan daerah setempat sebagai idiom yang memperkuat terwujudnya kesenian ini.
Kesenian ini adalah kesenian berbentuk Helaran, dimana dalam pertunjukan khasnya adalah adanya Raja Dogar yakni Rajanya Domba Garut yang diwujudkan dengan bentuk seperti Barongan Besar yang berkostum Domba yang sangat besar yang dimainkan 2 orang untuk setiap Domba. Dimana 1 orang bermain dibagian depan (kepala Domba) dan yang 1 lainnya berperan di belakang (ekor domba). Secara dramatik, seni ini menggambarkan suasana perhelatan Adu Domba (pertandingan Domba) sebagai idiom khas daerah Garut dengan penambahan unsur-unsur komikal yang sangat kuat dengan adanya peran-peran para bobotoh dan wasit layaknya dalam sebuah pertanding/Adu Domba.
Kini, karena kuatnya pengaruh sang kreator (Entis Sutisna) atau penggagas seni ini, sejak kepindahannya sekitar tahun 2007 kesenian ini beralih tempat di Kp. Loji Desa Keresek Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut. Dengan keberadaannya saat inilah sang penggagas berharap seni ini menjadi ikon tersendiri bagi daerah di mana Seni Raja Dogar saat ini berada. Tentunya ia berharap, dengan Kegiatan Pemberdayaan Sarjana Seni ini seni Raja Dogar akan terus makin berkembang dan eksis serta menjadi ikon baru bagi masyarakat Garut saat ini.

Pentas Raja Dogar Tutup Rangkaan Fam Trip PHRI Garut

 4  1
 
Pentas Raja Dogar Kesenian Khas Garut saat tampil di Malam PHRI Disbudpar Night, fotojmb
Pentas Raja Dogar Kesenian Khas Garut saat tampil di Malam PHRI Disbudpar Night, fotojmb
Gapura Pariwisata ,- Kesenian Tradisional Raja Dogar yang merupakan seni pengembagan dari laga adu ketangkasan Domba Garut, berhasil memikat puluhan perwakilan Agen perjalanan wisata dalam rangkaian Fam Trip PHRI Garut di Bukit Alamanda Hotel & Resort Jalan Raya Samarang Garut, Kamis (15/10/2015).
Sebelumnya dalam kesempatan yang sama juga dipentaskan Tari Topeng Koncara dari padepokan seni Sobarnas Tarogong, serta Jaipongan semi modern persembahan para seniman binaan Disbudpar Kabupaten Garut.
Menurut Ketua PHRI Garut, Asep Lililhusna kegiatan malam “PHRI Disbudpar Night”, merupakan bagian dari agenda yang dipersiapkan panitia dalam seni Familiarization Trip atau Fam Trip yang digelar PHRI Garut selama tiga hari, dua malam untuk kemudian dihadikan paket kunjungan wisata.
“Ini malam yang sangat istimewa dimana kami PHRI Garut mencoba menawarkan beberapa alternatif paket wisata yang kemudian dapat dijadikan paket baku bagi para agen perjalann wisata untuk membawa wisatawan terus datang ke Garut”, Kata Asep ditemui disela-sela kegiatan tersebut.
Asep menegaskan Fam Trip digelar sebagai upaya penguatan pihaknya terkait kampanye Hayu Ka Garut yang telah dicanangkan PHRI Kabupaten Garut dalam rangka meningkatkan jumlah kunjungan wisata dan lama tinggal wisata di Kabupaten Garut.
“Kami ingin menguatkan Tagline Hayu Ka Garut untuk benar-benar terealisasi tidak hanya sebatas selogan semata, melainkan mendatangkan banyak wisatawan sehingga mampu meningkatkan pendapatan pemerintah dari sektor Pajak Hotel dan Restoran”, Tuturnya.
Sementara itu Bupati Garut Rudy Gunawan menilai kegiata Fam Trip sebagai suatu kegiatan yang sangat penting dalam rangka mempromosikan Kabupaten Garut terkait berbagai potensi yang dimilikinya.
“Ini kegiatan yang sangat penting, dimana para agen biro perjalnan telah diundang hadir di Garut dan saya yakin Garut tidak ada apa-apanya dalam pengembangan pariwisata jika tdak dibantu dipaarkan oleh mereka-mereka para agen perjalanan wisata ini”, Papar Bupati Garut saat menyampaikan sambutannya.
Bupati meyakinkan para agen wisata, jika pihaknya di Kabupaten Garut sedang serius membenahi infrastruktur sehingga diharapkan seluruh potensi wisata yang ada secara maksimal dapat terjual dengan bagus.
“Infrastruktur sedang menjadi salah satu pehatian kami untuk pengembangan parisiwata, misalnya perbaikan akses jalan serta membuat terobosan-terobosan untuk menghindari kemacetan  dengan perencanaan pelebaran dan pembangunan jalan-jalan baru, kami tahun anggran sekarang sudah menganggarkan 121 Milar hanya untuk pembasan lahan untuk pembangunan jalan baru”, Ungkapnya.
Rudy berharap kedepan akses jalan menuju Kabupaten Garut tidak akan mengalami kemacetan lagi dengan upaya-upaya yang saat ini sedang dilakukannya.
- See more at: http://gapuraindonesia.com/peristiwa/2015/10/16/pentas-raja-dogar-tutup-rangkaan-fam-trip-phri-garut/#sthash.kVIsPKfo.Pil3W0HH.dpuf

Pentas Raja Dogar Tutup Rangkaan Fam Trip PHRI Garut

 4  1
 
Pentas Raja Dogar Kesenian Khas Garut saat tampil di Malam PHRI Disbudpar Night, fotojmb
Pentas Raja Dogar Kesenian Khas Garut saat tampil di Malam PHRI Disbudpar Night, fotojmb
Gapura Pariwisata ,- Kesenian Tradisional Raja Dogar yang merupakan seni pengembagan dari laga adu ketangkasan Domba Garut, berhasil memikat puluhan perwakilan Agen perjalanan wisata dalam rangkaian Fam Trip PHRI Garut di Bukit Alamanda Hotel & Resort Jalan Raya Samarang Garut, Kamis (15/10/2015).
Sebelumnya dalam kesempatan yang sama juga dipentaskan Tari Topeng Koncara dari padepokan seni Sobarnas Tarogong, serta Jaipongan semi modern persembahan para seniman binaan Disbudpar Kabupaten Garut.
Menurut Ketua PHRI Garut, Asep Lililhusna kegiatan malam “PHRI Disbudpar Night”, merupakan bagian dari agenda yang dipersiapkan panitia dalam seni Familiarization Trip atau Fam Trip yang digelar PHRI Garut selama tiga hari, dua malam untuk kemudian dihadikan paket kunjungan wisata.
“Ini malam yang sangat istimewa dimana kami PHRI Garut mencoba menawarkan beberapa alternatif paket wisata yang kemudian dapat dijadikan paket baku bagi para agen perjalann wisata untuk membawa wisatawan terus datang ke Garut”, Kata Asep ditemui disela-sela kegiatan tersebut.
Asep menegaskan Fam Trip digelar sebagai upaya penguatan pihaknya terkait kampanye Hayu Ka Garut yang telah dicanangkan PHRI Kabupaten Garut dalam rangka meningkatkan jumlah kunjungan wisata dan lama tinggal wisata di Kabupaten Garut.
“Kami ingin menguatkan Tagline Hayu Ka Garut untuk benar-benar terealisasi tidak hanya sebatas selogan semata, melainkan mendatangkan banyak wisatawan sehingga mampu meningkatkan pendapatan pemerintah dari sektor Pajak Hotel dan Restoran”, Tuturnya.
Sementara itu Bupati Garut Rudy Gunawan menilai kegiata Fam Trip sebagai suatu kegiatan yang sangat penting dalam rangka mempromosikan Kabupaten Garut terkait berbagai potensi yang dimilikinya.
“Ini kegiatan yang sangat penting, dimana para agen biro perjalnan telah diundang hadir di Garut dan saya yakin Garut tidak ada apa-apanya dalam pengembangan pariwisata jika tdak dibantu dipaarkan oleh mereka-mereka para agen perjalanan wisata ini”, Papar Bupati Garut saat menyampaikan sambutannya.
Bupati meyakinkan para agen wisata, jika pihaknya di Kabupaten Garut sedang serius membenahi infrastruktur sehingga diharapkan seluruh potensi wisata yang ada secara maksimal dapat terjual dengan bagus.
“Infrastruktur sedang menjadi salah satu pehatian kami untuk pengembangan parisiwata, misalnya perbaikan akses jalan serta membuat terobosan-terobosan untuk menghindari kemacetan  dengan perencanaan pelebaran dan pembangunan jalan-jalan baru, kami tahun anggran sekarang sudah menganggarkan 121 Milar hanya untuk pembasan lahan untuk pembangunan jalan baru”, Ungkapnya.
Rudy berharap kedepan akses jalan menuju Kabupaten Garut tidak akan mengalami kemacetan lagi dengan upaya-upaya yang saat ini sedang dilakukannya.
- See more at: http://gapuraindonesia.com/peristiwa/2015/10/16/pentas-raja-dogar-tutup-rangkaan-fam-trip-phri-garut/#sthash.kVIsPKfo.Pil3W0HH.dpuf

Pentas Raja Dogar Tutup Rangkaan Fam Trip PHRI Garut

 4  1
 
Pentas Raja Dogar Kesenian Khas Garut saat tampil di Malam PHRI Disbudpar Night, fotojmb
Pentas Raja Dogar Kesenian Khas Garut saat tampil di Malam PHRI Disbudpar Night, fotojmb
Gapura Pariwisata ,- Kesenian Tradisional Raja Dogar yang merupakan seni pengembagan dari laga adu ketangkasan Domba Garut, berhasil memikat puluhan perwakilan Agen perjalanan wisata dalam rangkaian Fam Trip PHRI Garut di Bukit Alamanda Hotel & Resort Jalan Raya Samarang Garut, Kamis (15/10/2015).
Sebelumnya dalam kesempatan yang sama juga dipentaskan Tari Topeng Koncara dari padepokan seni Sobarnas Tarogong, serta Jaipongan semi modern persembahan para seniman binaan Disbudpar Kabupaten Garut.
Menurut Ketua PHRI Garut, Asep Lililhusna kegiatan malam “PHRI Disbudpar Night”, merupakan bagian dari agenda yang dipersiapkan panitia dalam seni Familiarization Trip atau Fam Trip yang digelar PHRI Garut selama tiga hari, dua malam untuk kemudian dihadikan paket kunjungan wisata.
“Ini malam yang sangat istimewa dimana kami PHRI Garut mencoba menawarkan beberapa alternatif paket wisata yang kemudian dapat dijadikan paket baku bagi para agen perjalann wisata untuk membawa wisatawan terus datang ke Garut”, Kata Asep ditemui disela-sela kegiatan tersebut.
Asep menegaskan Fam Trip digelar sebagai upaya penguatan pihaknya terkait kampanye Hayu Ka Garut yang telah dicanangkan PHRI Kabupaten Garut dalam rangka meningkatkan jumlah kunjungan wisata dan lama tinggal wisata di Kabupaten Garut.
“Kami ingin menguatkan Tagline Hayu Ka Garut untuk benar-benar terealisasi tidak hanya sebatas selogan semata, melainkan mendatangkan banyak wisatawan sehingga mampu meningkatkan pendapatan pemerintah dari sektor Pajak Hotel dan Restoran”, Tuturnya.
Sementara itu Bupati Garut Rudy Gunawan menilai kegiata Fam Trip sebagai suatu kegiatan yang sangat penting dalam rangka mempromosikan Kabupaten Garut terkait berbagai potensi yang dimilikinya.
“Ini kegiatan yang sangat penting, dimana para agen biro perjalnan telah diundang hadir di Garut dan saya yakin Garut tidak ada apa-apanya dalam pengembangan pariwisata jika tdak dibantu dipaarkan oleh mereka-mereka para agen perjalanan wisata ini”, Papar Bupati Garut saat menyampaikan sambutannya.
Bupati meyakinkan para agen wisata, jika pihaknya di Kabupaten Garut sedang serius membenahi infrastruktur sehingga diharapkan seluruh potensi wisata yang ada secara maksimal dapat terjual dengan bagus.
“Infrastruktur sedang menjadi salah satu pehatian kami untuk pengembangan parisiwata, misalnya perbaikan akses jalan serta membuat terobosan-terobosan untuk menghindari kemacetan  dengan perencanaan pelebaran dan pembangunan jalan-jalan baru, kami tahun anggran sekarang sudah menganggarkan 121 Milar hanya untuk pembasan lahan untuk pembangunan jalan baru”, Ungkapnya.
Rudy berharap kedepan akses jalan menuju Kabupaten Garut tidak akan mengalami kemacetan lagi dengan upaya-upaya yang saat ini sedang dilakukannya.
- See more at: http://gapuraindonesia.com/peristiwa/2015/10/16/pentas-raja-dogar-tutup-rangkaan-fam-trip-phri-garut/#sthash.kVIsPKfo.Pil3W0HH.dpuf

PENTAS RAJA DOGAR MEMERIAHKAN MALAM "PHRI"


Pentas Raja Dogar Meriahkan Malam “PHRI Disbudpar Night”, foto jmb
Infophrigarut ,- Kesenian Tradisional Raja Dogar yang merupakan seni pengembagan dari laga adu ketangkasan Domba Garut, berhasil memikat puluhan perwakilan Agen perjalanan wisata dalam rangkaian Fam Trip PHRI Garut di Bukit Alamanda Hotel & Resort Jalan Raya Samarang Garut, Kamis (15/10/2015).
Sebelumnya dalam kesempatan yang sama juga dipentaskan Tari Topeng Koncara dari padepokan seni Sobarnas Tarogong, serta Jaipongan semi modern persembahan para seniman binaan Disbudpar Kabupaten Garut.
Menurut Ketua PHRI Garut, Asep Lililhusna kegiatan malam “PHRI Disbudpar Night”, merupakan bagian dari agenda yang dipersiapkan panitia dalam seni Familiarization Trip atau Fam Trip yang digelar PHRI Garut selama tiga hari, dua malam untuk kemudian dihadikan paket kunjungan wisata.
“Ini malam yang sangat istimewa dimana kami PHRI Garut mencoba menawarkan beberapa alternatif paket wisata yang kemudian dapat dijadikan paket baku bagi para agen perjalann wisata untuk membawa wisatawan terus datang ke Garut”, Kata Asep ditemui disela-sela kegiatan tersebut.
Asep menegaskan Fam Trip digelar sebagai upaya penguatan pihaknya terkait kampanye Hayu Ka Garut yang telah dicanangkan PHRI Kabupaten Garut dalam rangka meningkatkan jumlah kunjungan wisata dan lama tinggal wisata di Kabupaten Garut.
“Kami ingin menguatkan Tagline Hayu Ka Garut untuk benar-benar terealisasi tidak hanya sebatas selogan semata, melainkan mendatangkan banyak wisatawan sehingga mampu meningkatkan pendapatan pemerintah dari sektor Pajak Hotel dan Restoran”, Tuturnya.
Sementara itu Bupati Garut Rudy Gunawan menilai kegiata Fam Trip sebagai suatu kegiatan yang sangat penting dalam rangka mempromosikan Kabupaten Garut terkait berbagai potensi yang dimilikinya.
“Ini kegiatan yang sangat penting, dimana para agen biro perjalnan telah diundang hadir di Garut dan saya yakin Garut tidak ada apa-apanya dalam pengembangan pariwisata jika tdak dibantu dipaarkan oleh mereka-mereka para agen perjalanan wisata ini”, Papar Bupati Garut saat menyampaikan sambutannya.
Bupati meyakinkan para agen wisata, jika pihaknya di Kabupaten Garut sedang serius membenahi infrastruktur sehingga diharapkan seluruh potensi wisata yang ada secara maksimal dapat terjual dengan bagus.
“Infrastruktur sedang menjadi salah satu pehatian kami untuk pengembangan parisiwata, misalnya perbaikan akses jalan serta membuat terobosan-terobosan untuk menghindari kemacetan  dengan perencanaan pelebaran dan pembangunan jalan-jalan baru, kami tahun anggran sekarang sudah menganggarkan 121 Milar hanya untuk pembasan lahan untuk pembangunan jalan baru”, Ungkapnya.
Rudy berharap kedepan akses jalan menuju Kabupaten Garut tidak akan mengalami kemacetan lagi dengan upaya-upaya yang saat ini sedang dilakukannya.

Senin, 28 September 2015

Hidup, Raja Dogar dan Kuda Renggong!

Redaksi T-Zone | 00.01

DOMBA, KUDA >>Penampilan Raja Dogar (Domba Garut) dari Garut dan atraksi seni Kuda Renggong dari Sumedang  mendapat sambutan meriah dari warga Banjar pada helaran Seni Budaya Sunda wilayah Priangan, Sabtu pagi.  Tepuk tangan nan riuh terdengar saat seniman Dogar dan kuda menari.
Raja Dogar adalah kesenian asal Garut berupa duplikasi domba garut, dengan ukuran lebih besar dari domba betulan. Duplikasi domba garut itu digerakkan oleh seniman yang terbungkus “atribut” seperti domba.
Dengan ditingkah tabuhan tradisional pencak silat dan semacamnya, Raja Dogar yang biasanya dua, menari-nari seperti domba garut yang akan bertanding. Kedua raja dogar di arena berhadapan layaknya domba, mundur beberapa langkah kemudian maju. Duk! Keduanya beradu.
Saat Raja Dogar beraksi, beberapa orang menari. Beberapa orang lagi bertindak sebagai perawat domba.
Tetapi, sebagai sebuah pintonan hiburan, kesenian Dogar itu syarat dengan humor. Dalam beberapa fragmen, tak jarang, Raja Dogar digambarkan saling kejar, seperti domba betina dan jantan akan kawin.
Sedangkan kuda renggong, adalah atraksi kuda menari ditingkah alat hiburan Sunda seperti kendang. Sang kuda menari dengan panduan pawing kuda yang juga lihai menari, melenggok-lenggok di arena. Apapun perintah pawang, sang kuda menurut.
“Hebat juga ya kesedian Dogar dan kuda renggong,” gumam beberapa warga Banjar yang menyaksikan helaran seni budaya Sunda pada Saptu pagi yang sedikit mendung.
Jangan heran, jika Walikota Banjar H. Herman Sutrisno dan beberapa unsure muspida Banjar lainnya, bertepuk riuh saat menyaksikan aksi kedua kesenian tersebut.>>aps

Helaran Seni Raja Dogar di Monumen Perjuangan Rakyat Jabar

Aksi kesenian Raja Dogar meriahkan acara seni helaran bertempat di Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Sabtu (23/7).
Kesenian hasil karya Entis Sutisna, asal Cikarag, Malangbong, Kab. Garut itu menggambarkan suasana perhelatan seni ketangkasan domba Garut, sebagai idiom khas Kab. Garut.
Hal menarik dan cukup mengundang tawa penonton pada siang yang terik, adalah penambahan unsur komikal yang sangat kuat dengan adanya peran para bobotoh dan wasit layaknya dalam sebuah pertandingan seni ketangkasan domba Garut.
Raja Domba Garut (Raja Dogar)diwujudkan dengan bentuk barongan besar yang berkostum domba besar dimainkan dua orang untuk setiap domba.
Seorang pemain di bagian depan memposisikan diri sebagai kepala dan satunya lagi di bagian belakang (ekor domba).
Pegelaran sendiri diawali dengan kemuncul para bobotoh berpakaian kampret menarikan ibing pencak silat.
Layaknya membuka suatu liga seni ketangkasan domba Garut, para bobotoh melakukan beberapa gerakan adu ilmu dan seterusnya pertandingan dombapun dilakukan.
Bukan hanya aksi kedua domba saat beradu saja yang mengundang tawa, tapi juga aksi domba saat menanduk bobotoh dan bahkan penonton. Akibatnya, penonton yang berada di bagian depan berhamburan seraya tertawa terpingkal-pingkal.
Seni helaran yang berlangsung sejak pukul 14.00 WIB, dibuka dengan kesenian seni Badawang dari Kab. Bandung, seni Raja Dogar (Kab. Garut), seni Barongsai (Kota Bandung), seni Langir Badong (Kota Bogor), seni Topeng Barong (Kota Cirebon) dan seni Gotong Singa (Kab. Subang).
“Seni helaran yang ditampilkan merupakan salah satu kekayaan khasanah kesenian yang dimiliki setiap daerah di Jawa Barat, selama ini hanya ditampilkan pada waktu-waktu tertentu dan kurang begitu diketahui masyarakat,” ujar Kepala Seksi Seni Kontemporer dan Perfilman, di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, Adja Sondari, S.Sn

Kamis, 07 Januari 2010

Seni Raja Dogar


Seni “Raja Dogar” merupakan salah satu seni kreasi dari pimpinannya yakni seorang kader seniman yang telah lama berkecimpung dalam dunia seni yang bernama Entis Sutisna. Dia adalah salah satu alumnus KOKAR yang telah lama berkecimpung di dunia kesenian khususnya kesenian tradisional Jawa Barat.
Berangkat dari keinginannya untuk menuangkan ide karya yang khas dari daerah Garut maka muncullah gagasan untuk membuat kreasi seni “Raja Dogar” ini. Raja Dogar dapat diartikan Rajanya Domba Garut, dengan idiom hewan khas bagi masyarakat Garut yakni Domba Garut, Raja Dogar adalah bentuk perwujudan kesenian helaran yang bersifat kalangenan dengan menggunakan idiom Domba Garut sebagai ciri khas dalam pertunjukannya.
Atas dasar keingingan yang kuat dari seorang Entis Sutisna untuk menciptakan seni kreasi yang khas berdasarkan idiom khas Garut, maka realisasinya sejak 18 Desember tahun 2005 bertempat di Cikarag Malangbong Garut Kesenian ini lahir. Sejak itulah dengan gerakannya untuk menggerakkan apresiasi dan respon masyarakat setempat terhadap keberadaan kesenian tradisional, Raja Dogar telah menjadi seni kreasi yang lahir dengan bentuk baru yang mana seacara artistik seni ini tidak lepas dari kekhasan tradisi dan daerah setempat sebagai idiom yang memperkuat terwujudnya kesenian ini.
Kesenian ini adalah kesenian berbentuk Helaran, dimana dalam pertunjukan khasnya adalah adanya Raja Dogar yakni Rajanya Domba Garut yang diwujudkan dengan bentuk seperti Barongan Besar yang berkostum Domba yang sangat besar yang dimainkan 2 orang untuk setiap Domba. Dimana 1 orang bermain dibagian depan (kepala Domba) dan yang 1 lainnya berperan di belakang (ekor domba). Secara dramatik, seni ini menggambarkan suasana perhelatan Adu Domba (pertandingan Domba) sebagai idiom khas daerah Garut dengan penambahan unsur-unsur komikal yang sangat kuat dengan adanya peran-peran para bobotoh dan wasit layaknya dalam sebuah pertanding/Adu Domba.
Kini, karena kuatnya pengaruh sang kreator (Entis Sutisna) atau penggagas seni ini, sejak kepindahannya sekitar tahun 2007 kesenian ini beralih tempat di Kp. Loji Desa Keresek Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut. Dengan keberadaannya saat inilah sang penggagas berharap seni ini menjadi ikon tersendiri bagi daerah di mana Seni Raja Dogar saat ini berada. Tentunya ia berharap, dengan Kegiatan Pemberdayaan Sarjana Seni ini seni Raja Dogar akan terus makin berkembang dan eksis serta menjadi ikon baru bagi masyarakat Garut saat ini.