17 Oktober 2015
Selasa, 20 Oktober 2015
Minggu, 18 Oktober 2015
Kamis, 07 Januari 2010
Seni Raja Dogar
Seni “Raja Dogar” merupakan salah satu seni kreasi dari pimpinannya yakni seorang kader seniman yang telah lama berkecimpung dalam dunia seni yang bernama Entis Sutisna. Dia adalah salah satu alumnus KOKAR yang telah lama berkecimpung di dunia kesenian khususnya kesenian tradisional Jawa Barat.
Berangkat dari keinginannya untuk menuangkan ide karya yang khas dari daerah Garut maka muncullah gagasan untuk membuat kreasi seni “Raja Dogar” ini. Raja Dogar dapat diartikan Rajanya Domba Garut, dengan idiom hewan khas bagi masyarakat Garut yakni Domba Garut, Raja Dogar adalah bentuk perwujudan kesenian helaran yang bersifat kalangenan dengan menggunakan idiom Domba Garut sebagai ciri khas dalam pertunjukannya.
Atas dasar keingingan yang kuat dari seorang Entis Sutisna untuk menciptakan seni kreasi yang khas berdasarkan idiom khas Garut, maka realisasinya sejak 18 Desember tahun 2005 bertempat di Cikarag Malangbong Garut Kesenian ini lahir. Sejak itulah dengan gerakannya untuk menggerakkan apresiasi dan respon masyarakat setempat terhadap keberadaan kesenian tradisional, Raja Dogar telah menjadi seni kreasi yang lahir dengan bentuk baru yang mana seacara artistik seni ini tidak lepas dari kekhasan tradisi dan daerah setempat sebagai idiom yang memperkuat terwujudnya kesenian ini.
Kesenian ini adalah kesenian berbentuk Helaran, dimana dalam pertunjukan khasnya adalah adanya Raja Dogar yakni Rajanya Domba Garut yang diwujudkan dengan bentuk seperti Barongan Besar yang berkostum Domba yang sangat besar yang dimainkan 2 orang untuk setiap Domba. Dimana 1 orang bermain dibagian depan (kepala Domba) dan yang 1 lainnya berperan di belakang (ekor domba). Secara dramatik, seni ini menggambarkan suasana perhelatan Adu Domba (pertandingan Domba) sebagai idiom khas daerah Garut dengan penambahan unsur-unsur komikal yang sangat kuat dengan adanya peran-peran para bobotoh dan wasit layaknya dalam sebuah pertanding/Adu Domba.
Kini, karena kuatnya pengaruh sang kreator (Entis Sutisna) atau penggagas seni ini, sejak kepindahannya sekitar tahun 2007 kesenian ini beralih tempat di Kp. Loji Desa Keresek Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut. Dengan keberadaannya saat inilah sang penggagas berharap seni ini menjadi ikon tersendiri bagi daerah di mana Seni Raja Dogar saat ini berada. Tentunya ia berharap, dengan Kegiatan Pemberdayaan Sarjana Seni ini seni Raja Dogar akan terus makin berkembang dan eksis serta menjadi ikon baru bagi masyarakat Garut saat ini.
Pentas Raja Dogar Tutup Rangkaan Fam Trip PHRI Garut
Gapura
Oktober 16, 2015
Pentas Raja Dogar Tutup Rangkaan Fam Trip PHRI Garut2015-10-16T06:12:47+00:00
PERISTIWA
No Comment
4
1
Gapura Pariwisata ,-
Kesenian Tradisional Raja Dogar yang merupakan seni pengembagan dari
laga adu ketangkasan Domba Garut, berhasil memikat puluhan perwakilan
Agen perjalanan wisata dalam rangkaian Fam Trip PHRI Garut di Bukit
Alamanda Hotel & Resort Jalan Raya Samarang Garut, Kamis
(15/10/2015).
Sebelumnya dalam kesempatan yang sama
juga dipentaskan Tari Topeng Koncara dari padepokan seni Sobarnas
Tarogong, serta Jaipongan semi modern persembahan para seniman binaan
Disbudpar Kabupaten Garut.
Menurut Ketua PHRI Garut, Asep Lililhusna
kegiatan malam “PHRI Disbudpar Night”, merupakan bagian dari agenda
yang dipersiapkan panitia dalam seni Familiarization Trip atau Fam Trip
yang digelar PHRI Garut selama tiga hari, dua malam untuk kemudian
dihadikan paket kunjungan wisata.
“Ini malam yang sangat istimewa dimana
kami PHRI Garut mencoba menawarkan beberapa alternatif paket wisata yang
kemudian dapat dijadikan paket baku bagi para agen perjalann wisata
untuk membawa wisatawan terus datang ke Garut”, Kata Asep ditemui
disela-sela kegiatan tersebut.
Asep menegaskan Fam Trip digelar sebagai
upaya penguatan pihaknya terkait kampanye Hayu Ka Garut yang telah
dicanangkan PHRI Kabupaten Garut dalam rangka meningkatkan jumlah
kunjungan wisata dan lama tinggal wisata di Kabupaten Garut.
“Kami ingin menguatkan Tagline Hayu Ka
Garut untuk benar-benar terealisasi tidak hanya sebatas selogan semata,
melainkan mendatangkan banyak wisatawan sehingga mampu meningkatkan
pendapatan pemerintah dari sektor Pajak Hotel dan Restoran”, Tuturnya.
Sementara itu Bupati Garut Rudy Gunawan
menilai kegiata Fam Trip sebagai suatu kegiatan yang sangat penting
dalam rangka mempromosikan Kabupaten Garut terkait berbagai potensi yang
dimilikinya.
“Ini kegiatan yang sangat penting, dimana
para agen biro perjalnan telah diundang hadir di Garut dan saya yakin
Garut tidak ada apa-apanya dalam pengembangan pariwisata jika tdak
dibantu dipaarkan oleh mereka-mereka para agen perjalanan wisata ini”,
Papar Bupati Garut saat menyampaikan sambutannya.
Bupati meyakinkan para agen wisata, jika
pihaknya di Kabupaten Garut sedang serius membenahi infrastruktur
sehingga diharapkan seluruh potensi wisata yang ada secara maksimal
dapat terjual dengan bagus.
“Infrastruktur sedang menjadi salah satu
pehatian kami untuk pengembangan parisiwata, misalnya perbaikan akses
jalan serta membuat terobosan-terobosan untuk menghindari kemacetan
dengan perencanaan pelebaran dan pembangunan jalan-jalan baru, kami
tahun anggran sekarang sudah menganggarkan 121 Milar hanya untuk
pembasan lahan untuk pembangunan jalan baru”, Ungkapnya.
Rudy berharap kedepan akses jalan menuju
Kabupaten Garut tidak akan mengalami kemacetan lagi dengan upaya-upaya
yang saat ini sedang dilakukannya.
Pentas Raja Dogar Tutup Rangkaan Fam Trip PHRI Garut
Gapura
Oktober 16, 2015
Pentas Raja Dogar Tutup Rangkaan Fam Trip PHRI Garut2015-10-16T06:12:47+00:00
PERISTIWA
No Comment
4
1
Gapura Pariwisata ,-
Kesenian Tradisional Raja Dogar yang merupakan seni pengembagan dari
laga adu ketangkasan Domba Garut, berhasil memikat puluhan perwakilan
Agen perjalanan wisata dalam rangkaian Fam Trip PHRI Garut di Bukit
Alamanda Hotel & Resort Jalan Raya Samarang Garut, Kamis
(15/10/2015).
Sebelumnya dalam kesempatan yang sama
juga dipentaskan Tari Topeng Koncara dari padepokan seni Sobarnas
Tarogong, serta Jaipongan semi modern persembahan para seniman binaan
Disbudpar Kabupaten Garut.
Menurut Ketua PHRI Garut, Asep Lililhusna
kegiatan malam “PHRI Disbudpar Night”, merupakan bagian dari agenda
yang dipersiapkan panitia dalam seni Familiarization Trip atau Fam Trip
yang digelar PHRI Garut selama tiga hari, dua malam untuk kemudian
dihadikan paket kunjungan wisata.
“Ini malam yang sangat istimewa dimana
kami PHRI Garut mencoba menawarkan beberapa alternatif paket wisata yang
kemudian dapat dijadikan paket baku bagi para agen perjalann wisata
untuk membawa wisatawan terus datang ke Garut”, Kata Asep ditemui
disela-sela kegiatan tersebut.
Asep menegaskan Fam Trip digelar sebagai
upaya penguatan pihaknya terkait kampanye Hayu Ka Garut yang telah
dicanangkan PHRI Kabupaten Garut dalam rangka meningkatkan jumlah
kunjungan wisata dan lama tinggal wisata di Kabupaten Garut.
“Kami ingin menguatkan Tagline Hayu Ka
Garut untuk benar-benar terealisasi tidak hanya sebatas selogan semata,
melainkan mendatangkan banyak wisatawan sehingga mampu meningkatkan
pendapatan pemerintah dari sektor Pajak Hotel dan Restoran”, Tuturnya.
Sementara itu Bupati Garut Rudy Gunawan
menilai kegiata Fam Trip sebagai suatu kegiatan yang sangat penting
dalam rangka mempromosikan Kabupaten Garut terkait berbagai potensi yang
dimilikinya.
“Ini kegiatan yang sangat penting, dimana
para agen biro perjalnan telah diundang hadir di Garut dan saya yakin
Garut tidak ada apa-apanya dalam pengembangan pariwisata jika tdak
dibantu dipaarkan oleh mereka-mereka para agen perjalanan wisata ini”,
Papar Bupati Garut saat menyampaikan sambutannya.
Bupati meyakinkan para agen wisata, jika
pihaknya di Kabupaten Garut sedang serius membenahi infrastruktur
sehingga diharapkan seluruh potensi wisata yang ada secara maksimal
dapat terjual dengan bagus.
“Infrastruktur sedang menjadi salah satu
pehatian kami untuk pengembangan parisiwata, misalnya perbaikan akses
jalan serta membuat terobosan-terobosan untuk menghindari kemacetan
dengan perencanaan pelebaran dan pembangunan jalan-jalan baru, kami
tahun anggran sekarang sudah menganggarkan 121 Milar hanya untuk
pembasan lahan untuk pembangunan jalan baru”, Ungkapnya.
Rudy berharap kedepan akses jalan menuju
Kabupaten Garut tidak akan mengalami kemacetan lagi dengan upaya-upaya
yang saat ini sedang dilakukannya.
Pentas Raja Dogar Tutup Rangkaan Fam Trip PHRI Garut
Gapura
Oktober 16, 2015
Pentas Raja Dogar Tutup Rangkaan Fam Trip PHRI Garut2015-10-16T06:12:47+00:00
PERISTIWA
No Comment
4
1
Gapura Pariwisata ,-
Kesenian Tradisional Raja Dogar yang merupakan seni pengembagan dari
laga adu ketangkasan Domba Garut, berhasil memikat puluhan perwakilan
Agen perjalanan wisata dalam rangkaian Fam Trip PHRI Garut di Bukit
Alamanda Hotel & Resort Jalan Raya Samarang Garut, Kamis
(15/10/2015).
Sebelumnya dalam kesempatan yang sama
juga dipentaskan Tari Topeng Koncara dari padepokan seni Sobarnas
Tarogong, serta Jaipongan semi modern persembahan para seniman binaan
Disbudpar Kabupaten Garut.
Menurut Ketua PHRI Garut, Asep Lililhusna
kegiatan malam “PHRI Disbudpar Night”, merupakan bagian dari agenda
yang dipersiapkan panitia dalam seni Familiarization Trip atau Fam Trip
yang digelar PHRI Garut selama tiga hari, dua malam untuk kemudian
dihadikan paket kunjungan wisata.
“Ini malam yang sangat istimewa dimana
kami PHRI Garut mencoba menawarkan beberapa alternatif paket wisata yang
kemudian dapat dijadikan paket baku bagi para agen perjalann wisata
untuk membawa wisatawan terus datang ke Garut”, Kata Asep ditemui
disela-sela kegiatan tersebut.
Asep menegaskan Fam Trip digelar sebagai
upaya penguatan pihaknya terkait kampanye Hayu Ka Garut yang telah
dicanangkan PHRI Kabupaten Garut dalam rangka meningkatkan jumlah
kunjungan wisata dan lama tinggal wisata di Kabupaten Garut.
“Kami ingin menguatkan Tagline Hayu Ka
Garut untuk benar-benar terealisasi tidak hanya sebatas selogan semata,
melainkan mendatangkan banyak wisatawan sehingga mampu meningkatkan
pendapatan pemerintah dari sektor Pajak Hotel dan Restoran”, Tuturnya.
Sementara itu Bupati Garut Rudy Gunawan
menilai kegiata Fam Trip sebagai suatu kegiatan yang sangat penting
dalam rangka mempromosikan Kabupaten Garut terkait berbagai potensi yang
dimilikinya.
“Ini kegiatan yang sangat penting, dimana
para agen biro perjalnan telah diundang hadir di Garut dan saya yakin
Garut tidak ada apa-apanya dalam pengembangan pariwisata jika tdak
dibantu dipaarkan oleh mereka-mereka para agen perjalanan wisata ini”,
Papar Bupati Garut saat menyampaikan sambutannya.
Bupati meyakinkan para agen wisata, jika
pihaknya di Kabupaten Garut sedang serius membenahi infrastruktur
sehingga diharapkan seluruh potensi wisata yang ada secara maksimal
dapat terjual dengan bagus.
“Infrastruktur sedang menjadi salah satu
pehatian kami untuk pengembangan parisiwata, misalnya perbaikan akses
jalan serta membuat terobosan-terobosan untuk menghindari kemacetan
dengan perencanaan pelebaran dan pembangunan jalan-jalan baru, kami
tahun anggran sekarang sudah menganggarkan 121 Milar hanya untuk
pembasan lahan untuk pembangunan jalan baru”, Ungkapnya.
Rudy berharap kedepan akses jalan menuju
Kabupaten Garut tidak akan mengalami kemacetan lagi dengan upaya-upaya
yang saat ini sedang dilakukannya.
PENTAS RAJA DOGAR MEMERIAHKAN MALAM "PHRI"
Infophrigarut ,-
Kesenian Tradisional Raja Dogar yang merupakan seni pengembagan dari
laga adu ketangkasan Domba Garut, berhasil memikat puluhan perwakilan
Agen perjalanan wisata dalam rangkaian Fam Trip PHRI Garut di Bukit
Alamanda Hotel & Resort Jalan Raya Samarang Garut, Kamis
(15/10/2015).
Sebelumnya dalam kesempatan yang sama
juga dipentaskan Tari Topeng Koncara dari padepokan seni Sobarnas
Tarogong, serta Jaipongan semi modern persembahan para seniman binaan
Disbudpar Kabupaten Garut.
Menurut Ketua PHRI Garut, Asep
Lililhusna kegiatan malam “PHRI Disbudpar Night”, merupakan bagian dari
agenda yang dipersiapkan panitia dalam seni Familiarization Trip atau
Fam Trip yang digelar PHRI Garut selama tiga hari, dua malam untuk
kemudian dihadikan paket kunjungan wisata.
“Ini malam yang sangat istimewa dimana
kami PHRI Garut mencoba menawarkan beberapa alternatif paket wisata yang
kemudian dapat dijadikan paket baku bagi para agen perjalann wisata
untuk membawa wisatawan terus datang ke Garut”, Kata Asep ditemui
disela-sela kegiatan tersebut.
Asep menegaskan Fam Trip digelar sebagai
upaya penguatan pihaknya terkait kampanye Hayu Ka Garut yang telah
dicanangkan PHRI Kabupaten Garut dalam rangka meningkatkan jumlah
kunjungan wisata dan lama tinggal wisata di Kabupaten Garut.
“Kami ingin menguatkan Tagline Hayu Ka
Garut untuk benar-benar terealisasi tidak hanya sebatas selogan semata,
melainkan mendatangkan banyak wisatawan sehingga mampu meningkatkan
pendapatan pemerintah dari sektor Pajak Hotel dan Restoran”, Tuturnya.
Sementara itu Bupati Garut Rudy Gunawan
menilai kegiata Fam Trip sebagai suatu kegiatan yang sangat penting
dalam rangka mempromosikan Kabupaten Garut terkait berbagai potensi yang
dimilikinya.
“Ini kegiatan yang sangat penting,
dimana para agen biro perjalnan telah diundang hadir di Garut dan saya
yakin Garut tidak ada apa-apanya dalam pengembangan pariwisata jika tdak
dibantu dipaarkan oleh mereka-mereka para agen perjalanan wisata ini”,
Papar Bupati Garut saat menyampaikan sambutannya.
Bupati meyakinkan para agen wisata, jika
pihaknya di Kabupaten Garut sedang serius membenahi infrastruktur
sehingga diharapkan seluruh potensi wisata yang ada secara maksimal
dapat terjual dengan bagus.
“Infrastruktur sedang menjadi salah satu
pehatian kami untuk pengembangan parisiwata, misalnya perbaikan akses
jalan serta membuat terobosan-terobosan untuk menghindari kemacetan
dengan perencanaan pelebaran dan pembangunan jalan-jalan baru, kami
tahun anggran sekarang sudah menganggarkan 121 Milar hanya untuk
pembasan lahan untuk pembangunan jalan baru”, Ungkapnya.
Rudy berharap kedepan akses jalan menuju
Kabupaten Garut tidak akan mengalami kemacetan lagi dengan upaya-upaya
yang saat ini sedang dilakukannya.
Senin, 28 September 2015
Hidup, Raja Dogar dan Kuda Renggong!
Redaksi T-Zone | 00.01
Raja Dogar adalah kesenian asal Garut berupa duplikasi domba garut, dengan ukuran lebih besar dari domba betulan. Duplikasi domba garut itu digerakkan oleh seniman yang terbungkus “atribut” seperti domba.
Dengan ditingkah tabuhan tradisional pencak silat dan semacamnya, Raja Dogar yang biasanya dua, menari-nari seperti domba garut yang akan bertanding. Kedua raja dogar di arena berhadapan layaknya domba, mundur beberapa langkah kemudian maju. Duk! Keduanya beradu.
Saat Raja Dogar beraksi, beberapa orang menari. Beberapa orang lagi bertindak sebagai perawat domba.
Tetapi, sebagai sebuah pintonan hiburan, kesenian Dogar itu syarat dengan humor. Dalam beberapa fragmen, tak jarang, Raja Dogar digambarkan saling kejar, seperti domba betina dan jantan akan kawin.
Sedangkan kuda renggong, adalah atraksi kuda menari ditingkah alat hiburan Sunda seperti kendang. Sang kuda menari dengan panduan pawing kuda yang juga lihai menari, melenggok-lenggok di arena. Apapun perintah pawang, sang kuda menurut.
“Hebat juga ya kesedian Dogar dan kuda renggong,” gumam beberapa warga Banjar yang menyaksikan helaran seni budaya Sunda pada Saptu pagi yang sedikit mendung.
Jangan heran, jika Walikota Banjar H. Herman Sutrisno dan beberapa unsure muspida Banjar lainnya, bertepuk riuh saat menyaksikan aksi kedua kesenian tersebut.>>aps
Helaran Seni Raja Dogar di Monumen Perjuangan Rakyat Jabar
Aksi kesenian Raja Dogar meriahkan acara seni helaran bertempat di Monumen Perjuangan Rakyat Jawa Barat, Sabtu (23/7).
Kesenian hasil karya Entis Sutisna, asal Cikarag, Malangbong, Kab. Garut itu menggambarkan suasana perhelatan seni ketangkasan domba Garut, sebagai idiom khas Kab. Garut.
Hal menarik dan cukup mengundang tawa penonton pada siang yang terik, adalah penambahan unsur komikal yang sangat kuat dengan adanya peran para bobotoh dan wasit layaknya dalam sebuah pertandingan seni ketangkasan domba Garut.
Raja Domba Garut (Raja Dogar)diwujudkan dengan bentuk barongan besar yang berkostum domba besar dimainkan dua orang untuk setiap domba.
Seorang pemain di bagian depan memposisikan diri sebagai kepala dan satunya lagi di bagian belakang (ekor domba).
Pegelaran sendiri diawali dengan kemuncul para bobotoh berpakaian kampret menarikan ibing pencak silat.
Layaknya membuka suatu liga seni ketangkasan domba Garut, para bobotoh melakukan beberapa gerakan adu ilmu dan seterusnya pertandingan dombapun dilakukan.
Bukan hanya aksi kedua domba saat beradu saja yang mengundang tawa, tapi juga aksi domba saat menanduk bobotoh dan bahkan penonton. Akibatnya, penonton yang berada di bagian depan berhamburan seraya tertawa terpingkal-pingkal.
Seni helaran yang berlangsung sejak pukul 14.00 WIB, dibuka dengan kesenian seni Badawang dari Kab. Bandung, seni Raja Dogar (Kab. Garut), seni Barongsai (Kota Bandung), seni Langir Badong (Kota Bogor), seni Topeng Barong (Kota Cirebon) dan seni Gotong Singa (Kab. Subang).
“Seni helaran yang ditampilkan merupakan salah satu kekayaan khasanah kesenian yang dimiliki setiap daerah di Jawa Barat, selama ini hanya ditampilkan pada waktu-waktu tertentu dan kurang begitu diketahui masyarakat,” ujar Kepala Seksi Seni Kontemporer dan Perfilman, di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, Adja Sondari, S.Sn
Kesenian hasil karya Entis Sutisna, asal Cikarag, Malangbong, Kab. Garut itu menggambarkan suasana perhelatan seni ketangkasan domba Garut, sebagai idiom khas Kab. Garut.
Hal menarik dan cukup mengundang tawa penonton pada siang yang terik, adalah penambahan unsur komikal yang sangat kuat dengan adanya peran para bobotoh dan wasit layaknya dalam sebuah pertandingan seni ketangkasan domba Garut.
Raja Domba Garut (Raja Dogar)diwujudkan dengan bentuk barongan besar yang berkostum domba besar dimainkan dua orang untuk setiap domba.
Seorang pemain di bagian depan memposisikan diri sebagai kepala dan satunya lagi di bagian belakang (ekor domba).
Pegelaran sendiri diawali dengan kemuncul para bobotoh berpakaian kampret menarikan ibing pencak silat.
Layaknya membuka suatu liga seni ketangkasan domba Garut, para bobotoh melakukan beberapa gerakan adu ilmu dan seterusnya pertandingan dombapun dilakukan.
Bukan hanya aksi kedua domba saat beradu saja yang mengundang tawa, tapi juga aksi domba saat menanduk bobotoh dan bahkan penonton. Akibatnya, penonton yang berada di bagian depan berhamburan seraya tertawa terpingkal-pingkal.
Seni helaran yang berlangsung sejak pukul 14.00 WIB, dibuka dengan kesenian seni Badawang dari Kab. Bandung, seni Raja Dogar (Kab. Garut), seni Barongsai (Kota Bandung), seni Langir Badong (Kota Bogor), seni Topeng Barong (Kota Cirebon) dan seni Gotong Singa (Kab. Subang).
“Seni helaran yang ditampilkan merupakan salah satu kekayaan khasanah kesenian yang dimiliki setiap daerah di Jawa Barat, selama ini hanya ditampilkan pada waktu-waktu tertentu dan kurang begitu diketahui masyarakat,” ujar Kepala Seksi Seni Kontemporer dan Perfilman, di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, Adja Sondari, S.Sn
Kamis, 07 Januari 2010
Seni Raja Dogar
Seni “Raja Dogar” merupakan salah satu seni kreasi dari pimpinannya yakni seorang kader seniman yang telah lama berkecimpung dalam dunia seni yang bernama Entis Sutisna. Dia adalah salah satu alumnus KOKAR yang telah lama berkecimpung di dunia kesenian khususnya kesenian tradisional Jawa Barat.
Berangkat dari keinginannya untuk menuangkan ide karya yang khas dari daerah Garut maka muncullah gagasan untuk membuat kreasi seni “Raja Dogar” ini. Raja Dogar dapat diartikan Rajanya Domba Garut, dengan idiom hewan khas bagi masyarakat Garut yakni Domba Garut, Raja Dogar adalah bentuk perwujudan kesenian helaran yang bersifat kalangenan dengan menggunakan idiom Domba Garut sebagai ciri khas dalam pertunjukannya.
Atas dasar keingingan yang kuat dari seorang Entis Sutisna untuk menciptakan seni kreasi yang khas berdasarkan idiom khas Garut, maka realisasinya sejak 18 Desember tahun 2005 bertempat di Cikarag Malangbong Garut Kesenian ini lahir. Sejak itulah dengan gerakannya untuk menggerakkan apresiasi dan respon masyarakat setempat terhadap keberadaan kesenian tradisional, Raja Dogar telah menjadi seni kreasi yang lahir dengan bentuk baru yang mana seacara artistik seni ini tidak lepas dari kekhasan tradisi dan daerah setempat sebagai idiom yang memperkuat terwujudnya kesenian ini.
Kesenian ini adalah kesenian berbentuk Helaran, dimana dalam pertunjukan khasnya adalah adanya Raja Dogar yakni Rajanya Domba Garut yang diwujudkan dengan bentuk seperti Barongan Besar yang berkostum Domba yang sangat besar yang dimainkan 2 orang untuk setiap Domba. Dimana 1 orang bermain dibagian depan (kepala Domba) dan yang 1 lainnya berperan di belakang (ekor domba). Secara dramatik, seni ini menggambarkan suasana perhelatan Adu Domba (pertandingan Domba) sebagai idiom khas daerah Garut dengan penambahan unsur-unsur komikal yang sangat kuat dengan adanya peran-peran para bobotoh dan wasit layaknya dalam sebuah pertanding/Adu Domba.
Kini, karena kuatnya pengaruh sang kreator (Entis Sutisna) atau penggagas seni ini, sejak kepindahannya sekitar tahun 2007 kesenian ini beralih tempat di Kp. Loji Desa Keresek Kecamatan Cibatu Kabupaten Garut. Dengan keberadaannya saat inilah sang penggagas berharap seni ini menjadi ikon tersendiri bagi daerah di mana Seni Raja Dogar saat ini berada. Tentunya ia berharap, dengan Kegiatan Pemberdayaan Sarjana Seni ini seni Raja Dogar akan terus makin berkembang dan eksis serta menjadi ikon baru bagi masyarakat Garut saat ini.
Sabtu, 26 September 2015
Langganan:
Postingan (Atom)